24 April 2010

Dobrak Arter Masih Bertaji




Petinju gaek Dobrak Arter membuktikan bahwa dirinya masih yang terbaik di kelas ringan junior (58,9 kg). Rabu lalu (21/4) di GOR Hayam Wuruk, Surabaya, petinju Sasana Yon Bek Ang BC Malang itu berhasil memukul jatuh lawannya, Frans Yerangga, di ronde keempat.
Dengan kemenangan tersebut, petinju berusia 31 tahun itu berhasil merebut sabuk emas Danpomdam V Brawijaya. Pertarungan tersebut bagi Dobrak sangat emosional. Pasalnya, Dobrak sudah tiga tahun menggantung sarung tinjunya sebelum bertanding tadi malam.
Pertarungan keduanya berlangsung sangat ketat. Dobrak yang sudah tinggi jam terbangnya mampu menyarangkan banyak pukulan ke wajah Frans Yerangga. Pada ronde ketiga, pukulan keras Dobrak mampu menjatuhkan Frans. Namun, Frans berhasil bangkit kembali dan pertarungan dilanjutkan. Frans kembali memberikan perlawanan sengit. Bahkan, pukulan Frans sempat membuat Dobrak goyah. Akhirnya pada menit kedua ronde keempat Dobrak berhasil menyudahi perlawanan Frans melalui hook kanan yang sangat keras. Frans tersungkur dan tidak mampu bangkit. Pelatihnya pun melemparkan handuk tanda menyerah.


Pelatih Frans Yerangga, Budi Wilson, menilai persiapan yang minim membuat anak asuhnya tidak bertarung maksimal. ”Kami cuma persiapan selama dua minggu saja,” katanya. Budi juga menyatakan bahwa permainan Dobrak sangatlah bagus walau sudah sempat pensiun selama tiga tahun. Hal tersebut juga diamini oleh Frans. ”Saya lama tidak bertinju. Kondisi dan persiapan juga kurang,” ungkapnya.
Di sisi lain, pelatih Dobrak Arter Narong Sutikno berujar bahwa petinjunya sukses membuktikan masih yang terbaik di kelas ringan junior. Dobrak pun berkomentar bahwa Frans adalah petinju yang cukup berbahaya. ”Pukulan Frans cukup keras adan sempat membuat saya goyah,” paparnya
Dobrak memang menang pengalaman. Dalam catatan pertandingannya, Dobrak sudah 89 kali naik ring. Dari jumlah tersebut dia telah mengantongi 49 kali menang TKO, 10 kali kalah, 4 kali draw, dan 24 kali menang angka. ’’ Dengan kemenangan ini, saya semakin percaya diri untuk bisa merebut juara nasional di tahun ini,’’ janji Dobrak.
Sementara itu, Pelatih Dobrak, Narong Sutikno, mengatakan bahwa, kemenangan itu berkat perjuangan keras petinjunya. ’’Saya sering tekankan kepada dia (Dobrak, red) kalau ketangguhan petinju itu, dibuktikan di ring bukan di omongan. Dan ternyata dia bisa buktikan itu,’’ ungkapnya.
Sebelumnya, dalam partai Perebutan sabuk emas Badan Narkotika Kota Surabaya, kelas welter junior 63,5kg (8 ronde), Jacob Ton (Inra BC) berhasil membuktikan ketangguhannya di atas ring. Jacob membawa pulang sabuk emas itu, setelah menang angka atas lawannya, Joe Emon (Sumber Sari BC, Banjarnegara).
Hakim memberikan kemenangan untuk Jacob dengan skor 79-73,76-74,78-74. Sayang, kemenangan itu, tidak di ikuti oleh petinju Inra lainnya. Wilson Oe Un harus mengakui ketangguhan lawannya Ely Ray, dalam perebutan sabuk emas Inra kelas bulu 57,1kg .
Wilson kalah technical knock out (TKO) dari Ely Ray (Cakti BC Bali) pada ronde ke -4 . Dengan hasil itu, Ely Ray berhasil membawa pulang sabuk tersebut
Tidak hanya mendapat sabuk emas, Ely Ray mendapat bonus tambahan dari manajer Sasana Rokatenda Sidoarjo. Damianus Wera,, memberikan hadiah Rp 1 juta untuk kemenangan TKO Ely atas Wilson.
’’Ini bukan judi. Tapi, sekadar memberikan semangat, agar pertarungan lebih seru,’’ ujar Damianus.Selain itu, Anis Roga, pelatih Inra BC, mengatakan bahwa stamina Wilson tidak dalam kondisi on fire. Itu yang membuat dia tidak bisa melakukan perlawanan berarti dalam pertarungan tersebut. ’’Setelah timbang badan kemarin (20 April red) Wilson mengeluh sakit. Karena tidak enak sama panitia pertandingan, jadi saya tetap turunkan dia,’’ ujar Anis seusai laga pertandingan itu.

14 April 2010

Jalan Lapang Tomy Seran di WBO Aspac

Tomy Seran Pikapeu Palue (Rokatenda BC Sidoarjo) masih menjadi yang terbaik di kelas terbang junior. Dia berhasil mengalahkan lawannya, Noknoi Sitthip­rasert, dalam kejuaraan tinju World Boxing Organization (WBO) Asia Pacific (Aspac) ad interim 12 ronde di Batam Sabtu lalu (10/4).
Wasit memberikan angka kemenangan 115-113, 115-113, dan 116-112 bagi Tomy Seran. ”Noknoi bertarung dengan lincah. Karena itu, saya lebih banyak bertahan daripada menyerang,” tutur petinju kelahiran Atambua, NTT, tersebut setelah laga.
Menurut Tomy, akurasi dan power pukulan kidal sang lawan sulit dibendung. ”Tapi, saya tidak grogi. Saya hanya takut kecolongan pukulan kidalnya,” ujar Tomy yang juga berhasil mengalahkan petinju Thailand Liempetch Sor Veerapol di Denpasar, Bali, pada 27 Januari lalu.Dengan kemenangan tersebut, Tomy semakin mantap untuk menantang juara kelas terbang junior WBO yang sebenarnya. ”Semuanya tergantung manajer. Apalagi, performa saya sudah teruji setelah melawan dua petinju Thailand itu,” ujar Tomy.

Tangan Sakit, Bases Kalah di Thailand

Petinju Sasana Inra Surabaya Julio de la Bases kembali gagal merebut kemenangan di Thailand. Dalam duel perebutan gelar kelas ringan junior 58,9 kg versi Asian Boxing Council (ABCO), dia dinyatakan kalah dari petinju tuan rumah Terdsak Jandaeng pada Minggu malam (11/4).
Bases kalah setelah dinyatakan tidak mampu melanjutkan pertandingan pada ronde keempat di antara 12 ronde yang direncanakan. Manajer Sasana Inra Mikdon Neddy Tanaem menyatakan, wasit terpaksa menghentikan pertandingan setelah Bases mengalami kecelakaan pada ronde kedua.
’’Bases mengalami cedera tangan kiri. Itu terjadi setelah jab yang dilancarkan oleh Bases tidak mampu mencapai sasaran. Itu yang membuat tangannya sakit. Tapi, baru pada ronde keempat dihentikan sama wasit’’ ujar Neddy.
Menurut Neddy, cedera yang dialami Bases itu tidak lebih karena kurangnya pemanasan setelah jadwal dan tempat pertandingan yang kurang jelas. Pelayanan tuan rumah (Thailand, Red) juga tidak maksimal.
’’Masak, jarak penginapan dengan tempat pertandingan menghabiskan waktu sehari. Belum jadwal timbang badan yang semrawut yang akhirnya memangkas waktu Bases untuk melakukan latihan sebelum laga,’’ tutur dia.
Di sisi lain, Bases mengatakan, dirinya begitu kaget dengan pelayanan yang diberikan oleh tuan rumah. Salah satu yang paling dia sesali adalah informasi kota pelaksanaan pertarungan itu.
’’Ini bukan pengalaman pertama saya di Thailand. Tapi, sudah yang kesepuluh. Namun, bagi saya, ini adalah pengalaman dan pelayanan terburuk yang pernah saya alami,’’ tutur Bases.’’Saya tahu, kondisi politik Thailand tidak kondusif. Tapi, kalau sampai jarak penginapan kami dengan lokasi bertanding harus jauh seperti itu, bukan lagi suatu kewajaran bagi saya,’’ ujarnya.

01 April 2010

Tinju Pro-Amatir di HUT ke-96 Kota Malang

Tiga partai tinju profesional menyemarakkan HUT Ke-96 Kota Malang Sabtu besok (3/4) di sekretariat Malang Boxing Center (MBC) kompleks Stadion Gajayana. Selain profesional, juga berlangsung sejumlah partai amatir.
Pertandingan amatir yang mempertemukan petinju dari berbagai daerah digelar pagi hari. Baru malam harinya tiga partai profesional berlangsung. Partai profesional mempertarungkan Heroes Tito (D’Kross BC) melawan Ansori Ashar (Demokrat BC Jakarta) di kelas ringan junior versi Komite Tinju Indonesia (KTI). Lalu, Kirno Armase (D’Kross BC) berhadapan dengan John Pintor (Aquase BC Tangerang) di kelas bulu 57 kg Asosiasi Tinju Indonesia (ATI). Terakhir adalah kejuaraan nasional ATI antara Ramdhan Wereu (Anim HA BC Merauke) melawan Dom Mamba (Semen Gresik BC Tuban).
”Seluruh petinju yang tampil sudah melakukan persiapan secara matang dan siap membuktikan ketangguhannya di hadapan penggemar tinju di Malang,” kata promotor D’Kross Boxing Camp Ade Herawanto.
Persiapan Kirno, misalnya, saat ini sudah mencapai puncak. Hal tersebut dibuktikan dengan selesainya tahapan sparring yang sudah mencapai lebih dari 60 ronde di bawah pengawasan ketat pelatih Nurhuda, Monod, dan Widodo. Kirno juga sudah menuntaskan lari 35 putaran di lintasan atletik Stadion Gajayana. ”Kirno akan mengandalkan pertarungan jarak dekat dengan menonjolkan pukulan hook dan upper cut yang keras disertai jab-jab yang tidak kalah kerasnya,” ujar manajer D’Kross BC Tedy Soemarna
Kesiapan yang sama telah dilakoni Heroes Tito yang sudah mencapai sparring 50 ronde dan lari di lintasan atletik sebanyak 30 putaran. Heroes juga telah mengasah kemampuan teknis, gaya bertinju, kelincahan di ring, dan daya tahannya. ”Kami optimistis Heroes mampu memukul lawannya itu dengan KO,” ucap Tedy.
Kemarin, semua petinju –baik amatir maupun professional– sudah hadir di Malang untuk persiapan acara timbang badan yang diadakan siang ini pukul 13.00 di kantor MBC. ”MBC juga akan kami resmikan pada pertandingan nanti. Semoga pengurus baru bisa mengembalikan kejayaan Malang sebagai barometer tinju di Indonesia seperti era 1980-an,” ungkap Ade.Pada saat bersamaan, juga dikukuhkan pengurus baru Pertina Kota Malang 2010–2013 yang diketuai Ny Heri Pudji Utami. Acara ini dihadiri pengurus Pertina Pengprov Jatim di bawah pimpinan Sahat T.P. Simanjuntak.

Tomy Seran Siap Tempur di Batam

Petinju Tomy Seran Pikapeu Palue siap tempur. Jelang menghadapi petinju Thailand Noknoi Sitthip­rasert di Batam 10 April mendatang, Tomy sudah 90 persen menyelesaikan persiapan. Ya, petinju binaan Sasana Rokatenda, Sidoarjo, itu tinggal melahap dua ronde latih tanding.
Pelatih Rokatenda Yani Malhendo mengatakan, sampai saat ini Tomy sudah melahap 148 ronde di antara 150 ronde sparing yang dipersiapkan.
Menurut Yani, untuk menyelesaikan dua ronde sisa nanti, Rokatenda tidak melibatkan petinju dari sasana luar. ’’Kami hanya akan melibatkan petinju Rokatenda. Itu agar potensi cedera terhadap petinjunya bisa dihindari,’’ tuturnya.
Apalagi, sambung Yani, Tomy masih memiliki kelemahan yang harus dibenahi. Salah satunya pukulan uppercut.
Uppercut Tomy sangat jarang dilancarkan dalam pertarungan resmi. Padahal, bagi Yani, kelebihan Tomy adalah pukulan uppercut­ itu.
’’Saat kami melihat rekaman pertandingannya di Bali Januari lalu, Tomy masih ragu untuk mengeluarkan pukulan pemungkasnya itu. Padahal, pukulan uppercut itu mampu membuat lawan panik,’’ koar Yani. Tomy menyatakan, persiapannya saat ini tidak terlalu berat. Itu dibandingkan dengan persiapannya saat berhasil me­ngalahkan Liempetch Sor Vorapol dari Thailand dalam kejuaraan tinju WBO Aspac ad interim di Bali pada 27 Januari lalu. ’’Meskipun jadwal sparingnya lebih banyak, latihannya tidak seberat saat persiapan untuk main di Bali. Mungkin itu adalah pertandingan perdana saya melawan petinju dari luar,’’ tutur Tomy.