10 Juni 2009

Rienno Promotori Sofyan Efendi


Sofyan Effendi akhirnya akan tanding juga. Petinju Sasana Pirih, Surabaya, tersebut bakal berupaya melanggengkan sabuk juara ad interim PABA kelas terbang mini 47,6 kg pada 3 Juli mendatang.’’Lawannya masih kami pilih. Tapi, Heri Amol (Sasana Trisakti Jakarta) menjadi pilihan pertama. Kalau Heri Amol gagal, kemungkinan akan kami tandingkan dengan petinju Thailand,’’ terang Eric Pirih, pemilik sekaligus manajer Sasana Pirih, Minggu (7/6).
Jika rencana tersebut berjalan lancar, hari itu tentu akan menjadi momen membahagiakan bagi Sofyan. Sebab, laga tersebut akan menjadi obat dahaganya setelah lama tak naik ring.
Petinju kelahiran Jember itu terakhir naik ring pada 22 November 2008. Ketika itu, dia menang TKO melawan Jack Amisa (Sasana Pakuwojo, Kendal) di ronde keempat. Artinya, Sofyan sudah enam bulan tak menjotoskan tangannya ke tubuh petinju lain di laga resmi.
’’Sebenarnya, ada beberapa promotor Thailand yang menawari pertandingan kepada Sofyan. Tapi, harus main di Thailand. Saya tak mau. Sebab, pasti akan dicurangi dan nantinya kalah,’’ tambah Eric.
Sofyan menyambut jadwal tersebut dengan antusias. Sebab, itulah yang selama ini selalu ditunggunya. Dia pun tak peduli lawan yang akan dihadapinya. Sebab, menurut dia, semua lawan yang akan dihadapi pasti tak jauh berbeda dengan kemampuannya. ’’Kalau saya selalu siap. Melawan Heri Amol oke, melawan petinju Thailand juga siap,’’ ujar Sofyan.
Bukan hanya Sofyan yang antusias menyambut laga tersebut, Rienno Pirih juga mengungkapkan antusiasmenya. Sebab, itu merupakan pertandingan pertamanya sebagai seorang promotor. ’’Saya tertantang untuk membangkitkan kembali dunia tinju Jatim,’’ jelas pria yang akrab disapa Enno tersebut.

03 Juni 2009

Rachman Gagal Bikin Sejarah


Kesempatan Muhamad Rachman mencetak sejarah sebagai petinju Indonesia pertama yang menjadi juara dunia kelas terbang mini versi WBC pupus. Lewat pertarungan berdarah melawan petinju tuan rumah sekaligus juara bertahan Oleydong Sithsamerchai di Bangla Boxing Stadium, Phuket, Thailand, Jumat (29/5), Rachman dinyatakan kalah angka.
Hasil itu sangat disayangkan karena tahun ini usia Rachman sudah mencapai 38 tahun. Namun, pujian tetap diberikan masyarakat Phuket kepada petinju yang pernah menyabet predikat juara dunia versi IBF tersebut.
’’Pertandingan sangat ketat dan seru. Bahkan, penonton tak menyangka jika usia Rachman sudah 38 tahun,’’ ujar Martinez Dos Santos, manajer Rachman, melalui sambungan internasional tadi malam.
Menurut dia, Rachman tampil mendominasi di ronde pertama dengan mengandalkan serangan-serangan jarak dekat. Strategi itu memang lebih menguntungkan karena lawan memiliki postur yang lebih tinggi.
Selain itu, lawan memang jauh lebih muda. Oleydong pun memiliki track record yang cukup bagus. Dari 30 pertandingan, dia belum pernah kalah. Dia petinju kidal bergaya counter boxer dan lebih mengandalkan pukulan lurus (straight) kiri.
Memasuki ronde kedua, Oleydong mulai membalikkan keadaan. Dia lebih banyak mengandalkan tandukan. Rupanya, strategi Rachman terbaca.
Nah, pada ronde ketiga, tandukan Oleydong membentur kepala Rachman hingga alis mata kirinya robek. Kondisi itu tak membuat Rachman menyerah. Dia masih tampil fight di ronde berikutnya.
Namun, pada ronde ketujuh, Oleydong kembali menanduk Rachman. Kali ini, alis mata kanan Rachman robek. Tindakan itu membuat Oleydong diganjar pengurangan nilai karena dinilai tak sportif.
Tapi, hukuman itu tak membuat Oleydeng jera. Dia kembali menanduk Rachman pada ronde ke-11. Lagi-lagi tandukan itu mengenai alis mata kanan Rachman. Akibatnya, luka pada alis mata kanan Rachman kian lebar, sehingga membutuhkan perawatan dokter. Tapi, dia menolak mendapatkan jahitan pada luka-lukanya.
Karena kejadian itulah, dokter menyatakan berbahaya jika pertandingan dilanjutkan. Wasit pun memutuskan menghentikan pertandingan. Akhirnya, wasit menyatakan technical decision dan Rachman dinyatakan kalah angka.
’’Secara keseluruhan, kami puas dengan hasil tersebut, meski Rachman sedikit kecewa. Dia yakin jika pertandingan dilanjutkan kemenangan bisa diperoleh,’’ terang Martinez. ’’Rachman nggak asal ngomong. Di ronde kesembilan saja, lawan sudah sempoyongan setelah mendapatkan uppercut perut dari Rachman,’’ imbuhnya.
Terkait usia Rachman yang telah mencapai 38 tahun, Martinez tidak bisa memberikan kepastian kelanjutan karir petinju asal Blitar tersebut. Rachman pun belum memberikan jawaban masih mau terus atau pensiun. ’’Kami akan membicarakannya di tanah air nanti,’’ tukas Martinez.
Hari ini, Rachman akan menuju Bangkok. Menurut rencana, pada Minggu sore (31/5), Rachman tiba di Bandara Juanda, Surabaya.