22 November 2008

Darsim-Sofyan Gemilang


Darsim Nanggala dan Sofyan Effendi tampil gemilang. Keduanya berhasil mempertahankan gelar setelah mengalahkan lawan-lawannya dalam kejuaraan tinju HUT ke-63 Marinir di Karang Pilang, Surabaya, Jumat (21/11).
Darsim yang mempertaruhkan gelar juara nasional kelas Welter 66,6 kg versi ATI (Asosiasi Tinju Indonesia) berhasil mengandaskan Dedi Kirauhe (REBC Jakarta) dengan kemenangan angka mutlak. Tiga hakim memberikan kemenangan bagi Darsim (Sasana Amphibi, Sidoarjo). Suwarno (hakim dari Surabaya) memberikan angka 96-93 untuk Darsim, Nur Endah (Surabaya) 98-95, sedangkan Ridwan (Jember) 96-95.
Sofyan Effendi juga merasakan kemenangan. Sofyan berhasil menjaga gelar ad interim PABA setelah menang TKO atas Jack Amisa (Sasana Pakuwojo, Kendal) di ronde keempat dalam pertarungan kelas terbang mini 47,6 kg.
Sebenarnya, Jack tak mencium kanvas. Namun, setelah menyelesaikan ronde ketiga, telunjuk petinju peringkat kelima PABA itu cedera. Dia pun tak bisa melanjutkan pertandingan ketika bel tanda dimulainya ronde keempat dibunyikan.
Hasil Partai Lain:
1.Kelas Bantam Jr 52,5 kg, 6 Ronde: Monang Bima (Pirih, Surabaya) m-KO Asmuni (Mira Silver, Banyuwangi)
2.Kelas Terbang Jr 49 kg, 6 ronde: Paris Miomba (REBC, Jakarta) m-aa Heldy Darwis (Kuda Liar, Sidoarjo).
3.Kelas Welter Jr 63,5 kg, 4 ronde: Marton Tampilon (REBC, Jakarta draw Abdul Kholik (Simba Sawunggaling, Kediri).
4.Kelas Bantam 53,5 kg, 4 ronde: Andi Letding (Mira Silver, Banyuwangi) draw Bombadir (Amphibi, Sidoarjo

19 November 2008

Sofyan dan Darsim Dirangsang Bonus


Beban berat yang dipikul Sofyan Efendi dan Darsim Nanggala disadari betul oleh manajer masing-masing petinju. Karena itu, sang manajer pun siap menyuntikkan bonus untuk menyulut semangat anak didiknya di Kejuaraan Tinju HUT Ke-63 Marinir di Karang Pilang, Surabaya, Jumat nanti (21/11).
Namun, beda manajer, beda pula rangsangan bonus yang bakal dijanjikan. Sofyan misalnya. Petinju andalan Sasana Pirih, Surabaya, tersebut tidak akan menerima sejumlah uang dari Eric Pirih yang menjadi manajernya. Sebagai gantinya, Eric menjanjikan intensitas pertarungan di luar negeri bagi petinju kelahiran Jember, Jawa Timur, tersebut.
Hadiah itu tentu terasa lebih menyegarkan daripada segepok uang. Terlebih, Sofyan saat ini tengah ”berduka”. Sebab, keinginannya untuk kembali merasakan ketatnya adu jotos di luar negeri tertunda. Ya, pertarungan di Karang Pilang itu merupakan sebuah ganti dari batal bertarungnya di Thailand yang direncanakan terlaksana November ini.
Jika Sofyan dipastikan tidak akan menerima segepok uang, lain halnya dengan Darsim Nanggala. Petinju andalan Sasana Amphibi, Sidoarjo, itu tengah diupayakan untuk menerima fulus bila sanggup memetik kemenangan.
’’Akan saya usahakan untuk mencari dana dari donatur. Tapi, yang penting Darsim harus menang dulu. Itu untuk nama baiknya juga,” tegas Edy Susilo, manajer Darsim.

10 November 2008

Juara KTI dan ATI jadi Juru Parkir

Wido Paes, petinju Bromo Boxing Camp (BBC) Probolinggo kini memang menyandang gelar juara kelas terbang dua versi sekaligus. Yakni versi Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) dan Komisi Tinju Indonesia (KTI). Namun, Wido Paes tidak menjadi juara dalam kehidupan nyata.
Jadwal tandingnya untuk mempertahankan gelar tak kunjung jelas. Semula dijadwalkan tanding pada 6 November, lalu diundur jadi 26 November, hingga kini semakin kabur kapan Wido Paes naik ring.
Wido hanya tahu masih ada tarik ulur soal harga kotrak antara pihak Trans 7 selaku stasiun televisi yang akan menayangkan pertandingan Wido, dengan promoter pertandingan. “Jadi, sampai saat ini, saya belum mendapat kepastian tentang kapan jadwal bertanding,” ujar Wido Paes.
Karena jadwal tak jelas, menu latihan Wido pun dikurangi. Satu bulan sebelumnya, Wido sudah melahap porsi latihan cukup berat. Dalam sehari dia harus berlatih pagi, siang dan sore. Kini, seharian Wido cukup berlatih pagi dan sore. Porsinyapun sedikit diringankan.
Yang tidak bisa diringankan adalah keharusannya menyambung hidup. Wido yang hanya mendapatkan uang dari kontrak bertinjupun semakin terjepit.
Untuk mengisi sakunya, kini Wido punya profesi baru. Jadi tukang parkir di sekitar messnya. Tepatnya di sekitar kantor Catatan Sipil (Capil). Kebetulan, belakangan sedang banyak orang yang mengurus akta. Banyak kendaraan diparkir.
Situasi itu dimanfaatkan oleh Wido dengan menjadi tukang parkir. Tidak sendirian. Dia “bekerja” bareng Yaser, juga petinju BBC. “Lumayan hasilnya bisa buat makan dan menyambung hidup. Bersama Yaser (juga petinju BBC) saya menjaga parkir mulai pagi hingga sore,” aku Wido Paes beberapa saat setelah menunaikan “pekerjaannya”.
Dia bersyukur dengan ramainya orang di Capil. “Saya sangat beruntung akhir-akhir ini dinas Capil sangat ramai diserbu warga. Saya mendapat keuntungan dari sana,” lanjut Wido.
Kondisi keseharian petinju seperti Wido memang memprihatinkan. Dalam situasi jeda pertandingan seperti ini, untuk makan sehari-hari saja Wido kesulitan. Tidak jarang Wido hanya mampu beli mie instant untuk makan. Padahal, sebagai petinju, kondisi tubuh harus terus prima.
“Profesi sebagai atlet khususnya tinju masih belum menjanjikan di Indonesia. Sekarang ini banyak atlet yang tidak konsentrasi pada profesinya, karena harus memikirkan bagaimana cara menyambung hidup,” keluh Wido, petinju bergaya fighter ini.
Dia pun berharap pemerintah mau lebih perhatian kepada atlet. “Agar para atlet bisa memperoleh hasil yang maksimal,” katanya.

05 November 2008

Rufi Guncoko Menang TKO


Tak percuma Rufi Guncoko kembali ke ring tinju profesional. Walau hampir setahun tak bertanding, petinju binaan Semen Gresik BC Tuban, Jatim, itu terbukti masih memiliki pukulan yang cukup ampuh.
Laga perdana Rufi di Gelar Tinju Profesional Indosiar (GPTI) pada Senin dini hari kemarin (4/11) menjadi bukti betapa petinju asli Tuban tersebut masih punya potensi untuk maju. Bertarung di kelas spesialisnya, terbang (50,8 kg), Rufi ternyata tak harus bertarung penuh delapan ronde untuk mengalahkan Dena (Red Cobra BC Bandung).
Pukulan bertubi-tubi yang menyerang ke perut dan muka Dena membuat wasit Jepri Pontoh langsung menghentikan pertarungan tersebut pada ronde kelima. Rufi pun dinyatakan menang TKO. Hasil itu sesuai dengan target Rufi saat acara timbang badan.

03 November 2008

Rufi Berjuang Taklukkan Red Cobra


Petinju Semen Gresik (SG) BC Tuban Rufi Guncoko malam ini (3/11) bentrok versus Deny Sunda (Red Cobra BC Bandung) dalam partai tinju pro di Indosiar. Kedua petinju bakal bertarung di kelas terbang 50,8 kg dalam partai yang disiarkan Indosiar tersebut.
’’Persiapan sudah oke. Kami sangat mengharapkan dukungan dan doa restu seluruh masyarakat Tuban agar Rufi bisa meraih kemenangan,’’ pinta humas SG BC Sentot.
Rufi sudah bertolak ke Jakarta sejak Sabtu (1/11) lalu. Petinju asli Tuban itu sudah melakukan persiapan cukup intensif untuk menghadapi pertarungan tersebut. Pertarungan ini merupakan laga perdana Rufi setelah setahun lebih vakum dari blantika tinju profesional tanah air.