29 Januari 2010

Tomy Juara Ad Interim WBO Aspac


Tommy Seran sukses membukukan prestasi internasional. Petinju Rokatenda BC Sidoarjo itu Rabu malam lalu (27/1) sukses merebut sabuk juara kelas terbang junior (49 kg) WBO Asia Pasifik ad interim setelah menang TKO pada ronde kedelapan atas petinju Thailand Liempetch Sor Veerapol di GOR Ngurah Rai, Denpasar, Bali.
Itu adalah kali pertama Tommy memenangi duel perebutan gelar internasional. Tommy sebelumnya hanya menjadi jago kandang dengan sukses mempertahankan empat kali gelar juara nasional versi KTI.
Sejak awal pertarungan, Tommy yang menargetkan KO ronde keempat terus melakukan tekanan. Beberapa kali kombinasi pukulannya menyulitkan juara nasional Thailand tersebut. Pukulan straight yang dipadu dengan hook mampu membuat Veerapol harus berhitung untuk menyerang. Berbekal pengalaman sebagai atlet Thai boxing, Veerapol cukup tangguh saat menerima pukulan.
”Saya sempat ragu untuk maju karena tertahan pukulan yang keras. Apalagi, dia tahan pukul,” terang Tommy setelah pertandingan.
Pada ronde kedelapan Tommy aktif menyerang dan menganvaskan Veerapol. Tetapi, petinju 21 tahun itu terselamatkan bunyi bel dan terhindar dari kekalahan dini. Pada ronde kesembilan, serangan frontal Tommy membuat Veerapol harus mencium kanvas tiga kali. Itu membuat wasit Rocky Joe menghentikan pertarungan dan menyatakan bahwa Tommy menang TKO.
”Tommy sempat ragu pada ronde ketiga. Dia tampil buruk dan membuat lawan mampu mengendalikan pertarungan. Itu yang membuat saya cemas,” kata pelatih Rokatenda BC Yani Malhendo.
Apalagi, serangan yang dilancarkan Veerapol diarahkan ke perut Tommy. ”Saya tahu lawan ngotot ingin menang KO. Itu sebabnya, serangannya frontal pada ronde-ronde awal,” imbuh Yani.Selain menguasai gelar WBO Asia Pasifik, kemenangan itu membuat Tommy masuk dalam daftar penantang juara dunia WBO. Dia kini nangkring di urutan ke-15 penantang. Jika bisa memperbaiki peringkat, di kemudian hari dia bisa mendapatkan peluang bertarung dengan juara dunia.

12 Januari 2010

Rintis Duel Part Four Sofyan v Amol

Duel part IV Sofyan Efendi dengan Heri Amol kemarin (11/1) diumumkan Sasana Pirih. Sasana yang membina Sofyan itu sudah siap menggelar tanding revans tersebut di Kota Pahlawan pada Maret mendatang. Sofyan akan berupaya merebut gelar kelas terbang mini (47,6 kg) versi Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) yang kini digenggam Amol. ”Kemungkinan besar, pertarungan itu akan kami geber di Surabaya. Meskipun banyak rekan tinju nasional yang menginginkan pertarungan itu dilaksanakan di Jakarta,” jelas Manajer Sasana Pirih Eric Pirih kemarin.Dalam pertarungan tersebut, lanjut Eric, Sofyan diharapkan mampu mewujudkan ambisinya untuk merebut gelar itu dari Amol yang berstatus juara bertahan. ”Saya yakin Sofyan mampu memenuhi ambisinya. Apalagi, hasil pertarungan mereka di Jakarta November lalu penuh dengan kontroversi,” ucap Eric.Ya, dalam pertarungan ketiga pada 21 November 2009 itu, meskipun sudah bertarung dengan maksimal dan pukulannya banyak mengenai wajah lawan, Sofyan tetap dinyatakan kalah. Dalam laga yang berlangsung sepuluh ronde tersebut, tiga hakim juri memberikan nilai kemenangan kepada Amol. Hakim A dan B memberikan nilai sama, 96-95. Sedangkan hakim C memberikan nilai 96-94.Amol pun dinyatakan menang angka mutlak. Dengan demikian, sabuk juara nasional kelas terbang mini ATI kembali menjadi milik petinju kelahiran Kefa, Nusa Tenggara Timur, 18 September 1982, itu.

02 Januari 2010

Rokatenda Persilakan Bases Tinggalkan Sasana

Julio de la Bases (kanan) memukul Sogol
dalam duel di Arhanudse (8/8 09). Ft: Kholili Indro

Kebiasan keluar masuk sasana mengancam karir petinju gaek Julio de la Bases di Sasana Rokatenda, Sidoarjo. Akibat tindakannya yang tidak setia itu, Manajemen Rokatenda tidak mau menerima Bases lagi sebagai petinju.
Hal tersebut ditegaskan pelatih di Sasana Rokatenda, Yani Malhendo. ’’Jujur saja, saya juga marah. Kok bisa-bisanya, promotor sekelas Damianus Wera (manajer Rokatenda, Red) dipermainkan Bases,’’ ujar Yani kemarin (1/1). Sebelumnya, Bases mengatakan bahwa kepergiannya dari Rokatenda akibat hubungannya dengan Yani yang tidak lagi harmonis.
Yani menambahkan, karena Bases sudah empat kali keluar masuk Rokatenda, dirinya harus mengambil langkah tegas. ’’Kami harus menjaga kehormatan tinju agar derajatnya tidak diinjak-injak,’’ jelas pelatih yang saat ini sedang mempersiapkan lima petinjunya untuk bertarung di Bali pada 27 Januari mendatang tersebut.
Menurut Yani, Bases seharusnya sadar, siapa yang menangani dia sehingga bisa mendapat status juara nasional. ’’Dia itu kan 15 tahun latihan tanpa juara. Baru di tangan saya, dia bisa menang. Tapi, sudah juara kok jadi macam-macam,’’ tutur Yani.
Nah, salah satu alasan yang membuat Rokatenda tidak menerima Bases terkait dengan ketidakdisiplinannya di Sasana Rokatenda. ’’Sasana ini tempat latihan para laki-laki, bukan penginapan. Tapi, kenapa dia harus membawa anak dan istrinya kemari (Rokatenda, Red),’’ keluh Yani.
Saat ini, menurut Yani, pihak manajemen telah menyediakan surat keluar bagi Bases. ’’Biarlah dia berkarir di tempat lain. Itu kalau ada yang mau menerima dia,’’ ujarnya.
Sementara itu, pelatih Sasana Inra Anis Roga menyatakan pernah menyarankan Bases untuk kembali berlatih di Rokatenda. ’’Dia sepertinya mulai malu. Itu setelah kedatangannya di Rokatenda tidak digubris oleh Yani,’’ ungkap Anis.Menurut dia, kalau Rokatenda tidak lagi membutuhkan Bases, sebaiknya segera ada kejelasan. ’’Kasihan, karirnya di dunia tinju masih panjang. Kalau tidak butuh, sebaiknya surat keluar itu segera diberikan,’’ ucap Anis.