19 Oktober 2009

TKO, Basez Kehilangan Gelar

Konfidensi tinggi Julio de la Basez berakibat fatal. Petinju Sasana Rokatenda, Sidoarjo, Jatim, itu harus kehilangan sabuk juara nasional kelas ringan junior (58,9 kg) versi Komisi Tinju Profesional Indonesia (KTPI). Sebab, Sabtu malam lalu (17/10) di Studio TVRI, Jakarta, dia kalah TKO ronde ketiga oleh Mekhel Sigar Laki.
Mekhel yang menjadi penantang kedua tersebut membuat hidung Basez pecah. Darah segar langsung mengucur dari hidungnya setelah pukulan counter kombinasi jab dan straight kanan Mekhel mendarat telak di hidungnya.
Wasit La Ode Makbudu bergerak cepat memisahkan dua petinju. Setelah meminta Mekhel menuju sudut netral, wasit meminta dokter ring segera memeriksa Basez. Hanya sekitar semenit diperiksa, dokter ring menyatakan pertarungan tak dapat dilanjutkan. Wasit pun memutuskan Mekhel menang TKO.
Di sudut netral, petinju asal Sasana Sasando, Tangerang, itu langsung melompat kegirangan. Kemenangan tersebut diakuinya sangat mengesankan. Masalahnya, sehari sebelum pertarungan, dalam acara sesi timbang badan, Mekhel nyaris putus asa. Sebab, pada timbangan pertama, petinju kelahiran Bitung, 20 tahun lalu, itu berbobot 59,25 kilogram. Dia diberi kesempatan dua jam untuk menurunkan berat badan hingga masuk bobot ideal di kelas ringan junior, 58,9 kg.
’’Ternyata, penderitaan saya di acara timbang badan bisa terbayar. Saya senang bisa menjadi juara. Semua itu berkat kesabaran dan mengikuti intruksi pelatih,’’ kata Mekhel.
Suasana gembira di kubu Mekhel itu sangat kontras dengan yang terjadi di kubu Basez. Tak hanya Basez yang berdiam diri dan menunjukkan penyesalan. Pelatihnya, Arce Ursulangi, serta menajernya, Damianus Wera, pun tampak kecewa. Arce dan Damianus tak menduga bahwa Basez yang secara fisik dan stamina sangat siap harus menerima kekalahan dengan amat menyakitkan.
Arce menyebutkan, kekalahan Basez disebabkan kecelakaan. ’’Itu kekalahan lucky blow. Karena terlalu bernafsu ingin segera menjatuhkan lawan, Basez justru kecolongan,’’ ungkapnya.
Basez menjadi juara nasional KTPI setelah berhasil menang TKO ronde ke-8 atas juara bertahan Abi Metiawan pada 6 Juni lalu, juga di Ring Tinju TVRI.
Strategi yang dilakukan Basez sebenarnya tak salah. Melihat kondisi Mekhel yang tampak sudah kelelahan pada sesi timbang badan, Basez yang sejak awal mematok menang KO ronde ke-5 langsung bertarung agresif sejak ronde awal.
Pada ronde pertama, pertarungan masih berjalan imbang. Basez mulai menunjukkan keunggulan pada ronde kedua. Pukulan kombinasi jab, straight, dan hook beberapa kali mengenai muka Mekhel.
Tapi, pada ronde ketiga, Mekhel yang lebih sering mengandalkan pukulan counter mendapat peluang yang amat baik. Ketika Basez hendak melontarkan pukulan kombinasi jab dan straight, pertahanannya terbuka. Saat itulah, sambil melangkah mundur, justru pukulan kombinasi jab dan straight Mekhel yang mendarat telak di hidung Basez. Yuraida, istri Basez, yang berdiri di sudut ring tertunduk lesu. Tapi, wanita yang melahirkan lima anak hasil pernikahannya dengan petinju berusia 30 tahun itu mencoba tegar. ’’Saya kira, ini akhir dari karier Basez sebagai petinju profesional. Dia kalah dari petinju yang usianya masih muda. Saya akan minta dia mundur sebagai petinju,’’ tuturnya.

17 Oktober 2009

Sofyan-Amol Berebut Gelar ATI



Sofyan Efendi (kanan) saat membantu Monang Pirih
di Arhanudse pada 9 Agustus 2009. ft kholili indro.
-----------------------------------
Keinginan petinju Sasana Pirih Sofyan Efendi untuk bertarung akhirnya tersampaikan. Dia tidak jadi bertanding pada 30 Oktober. Dia akan bertarung dalam kejuaraan nasional di Jakarta pada 7 November mendatang.

’’Pertandingan di Jakarta lebih jelas. Sebab, itu adalah pertandingan resmi perebutan gelar. Jadi, mau tidak mau, kami harus maksimal dalam kejuaraan tersebut,’’ kata Manajer Sasana Pirih Eric Pirih kemarin (16/10).
Menurut dia, kebijakan itu sengaja diambil. Alasannya, Sofyan telah dikontrak TVRI Jakarta untuk bertarung dalam Kejuaraan Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) di Jakarta pada 7 November mendatang.
Apalagi, Erick mengungkapkan bahwa lawan yang akan dihadapi Sofyan sama, Hery Amol dari Jakarta BC. Menurut dia, itu adalah kesempatan terbaik bagi Sofyan untuk menambah jam terbang. ’’Dia sudah lama berlatih. Otomatis, dia butuh pertarungan yang bisa mengasah nalurinya,’’ jelas putra almarhum Eddy Pirih tersebut.
Dia optimistis, Sofyan mampu meraih hasil maksimal dalam kejuaraan tersebut. Apalagi, selama ini, serangkaian program yang berhubungan dengan ketahanan dan kecepatan pukulan menjadi santapan wajib Sofyan setiap hari. ’’ Tekniknya sudah sangat bagus. Saat ini, kami sedang memikirkan lawan uji coba untuk Sofyan,’’ jelasnya.
Ya, beberapa pekan ke depan, Eric berencana mengundang petinju-petinju dari sasana ternama di Jawa Timur untuk bertandang ke Sasana Pirih. ’’Sementara ini, Inra BC dan Rokatenda BC masih menjadi sasaran uji coba kami,’’ ungkapnya.Sementara itu, Moko salah seorang petinju anyar Sasana Pirih juga dipersiapkan. Pada 15 November mendatang, Sasana Pirih menggeber kejuaraan nongelar di Surabaya. ’’Even tersebut adalah kejuaraan untuk mencari bibit-bibit baru. Semoga dengan itu aroma tinju Jatim bisa bergairah lagi,’’ ujarnya.

Basez Yakin KO Mekhel Ronde Kelima


Julio de la Basez (kiri) setelah mengalahkan Sogol
pada 9 Agustus 2009. ft; Kholili Indro
----------------------




Konfidensi Julio de la Basez makin melambung. Pemegang sabuk juara nasional kelas ringan junior (58,9 kg) versi Komisi Tinju Profesional Indonesia (KTPI) itu yakin tak perlu bertarung 12 ronde penuh untuk mempertahankan gelarnya melawan Mekhel Tarsicius Sigar Laki (Sasando BC Tangerang, Banten) di Studio TVRI Pusat, Senayan, Jakarta, malam nanti (17/10).

’’Persiapan saya sangat bagus. Dengan kondisi seperti sekarang ini, saya yakin bisa mengalahkan Mekhel dengan KO. Saya patok target menang KO ronde ke-5,’’ tegas petinju binaan Sasana Rokatenda, Sidoarjo, Jatim, itu dengan nada optimistis. Pertarungan partai utama di Ring Tinju TVRI tersebut akan ditayangkan langsung oleh TVRI Pusat mulai pukul 22.30 WIB.
Keyakinan Basez, 30, bisa menganvaskan Mekhel, 20, tak hanya didasari oleh kesiapan dirinya. Tetapi juga berdasarkan pengalaman bertarungnya. Pada 7 Maret lalu, di partai tambahan Ring Tinju TVRI, Mekhel harus tersungkur KO ronde ke-6 oleh Abi Metiaman pada pertarungan yang dijadwalkan sepuluh ronde.

Tapi, tiga bulan kemudian, tepatnya 6 Juni lalu, giliran Abi Metiaman yang harus kehilangan sabuk juara kelas ringan junior versi KTPI setelah dikalahkan Basez dengan TKO pada ronde ke-8 dari rencana 12 ronde. ’’Kalau Abi Metiawan bisa mengalahkan Mekhel dengan KO ronde ke-6, saya menargetkan lima ronde saja untuk menjatuhkan dia (Mekhel, Red),’’ ujarnya.
Motivasi Basez diyakini juga semakin bertambah. Itu seiring hadirnya Yuraida, istrinya yang sudah memberikan lima anak hasil pernikahannya dengan Basez. ’’Ini bukan pertama saya didampingi istri saat bertanding. Tentu saja saya lebih termotivasi dengan kehadiran istri itu,’’ ujarnya.

Sementara itu, psikologis Mekhel dipastikan sudah terganggu. Pasalnya, dalam sesi timbang badan kemarin (16/10), petinju besutan pelatih Virgo Warouw teresbut memiliki kelebihan badan (over weight) hampir satu kilogram dari bobot ideal kelas ringan junior (58,9 kg). Pada sesi timbang badan pertama, Mekhel berbobot 59,25 kg. Sedangkan Basez justru under hingga 4 ons.

Mekhel harus menurunkan berat badan hingga masuk ke bobot ideal di kelas ringan junior. Ternyata, upaya menurunkan berat badan itu tak mudah. Mekhel harus berlari-lari dengan mengenakan jaket agar keringatnya terkuras. Tentu saja cara itu telah banyak menyerap tenaga. Setelah tiga kali timbang badan, barulah bobotnya masuk.
’’Tidak masalah meski saya harus berlari-lari untuk menurunkan berat badan. Sebab, persiapan saya cukup bagus, sekitar sebulan. Mudah-mudahan saya bisa mengalahkan Basez,’’ kata Mekhel. Namun, dia tak berani mematok kemenangan KO atau TKO.

’’Saya lebih muda sepuluh tahun dari Basez. Saya siap untuk mengalahkan dia. Saya tidak bisa memastikan apakah dengan KO atau angka. Sebab, kemenangan KO itu tidak bisa diprediksi. Tapi, jika ada kesempatan menjatuhkan dia (Basez), sekecil apa pun kesempatan itu akan saya maksimalkan,’’ kata Mekhel.

06 Oktober 2009

Sofyan Efendi Akan Diuji Amol

Sofyan Efendi ketika berlatih di Sasana Pirih.


------------

Setelah menunggu sekian lama, Sofyan Efendi akhirnya naik ring. Petinju binaan Sasana Pirih Surabaya itu bertarung nongelar pada 30 Oktober mendatang di Surabaya.
Manajer Sasana Pirih Eric Pirih mengatakan, dalam pertandingan nongelar kelas terbang mini tersebut, Sofyan menghadapi petinju asal Jakarta BC Hery Amol. ’’Pertarungan itu akan berlangsung di Sasana Pirih. Semoga pertarungan tersebut mampu memotivasi dunia tinju di Jawa Timur,’’ katanya kemarin (5/10).
Eric juga optimistis, Sofyan mampu tampil maksimal dalam pertandingan itu. Sebab, program latihan yang dijalani Sofyan saat ini sangat maksimal. Tidak tanggung-tanggung, latihan ketahanan dan kecepatan pukulan adalah santapan wajib Sofyan.
’’Dia mampu berbuat banyak saat uji coba melawan Frans Jackson. Dari itu saja, kekuatan dan skill-nya bisa dinilai,’’ ungkap Eric.
Dia menambahkan, meski Sofyan terlihat sangat siap, program uji coba harus tetap dilakoni. Karena itu, Sasana Pirih akan menggandeng Sasana Inra BC dan Rokatenda untuk memaksimalkan Sofyan jelang pertarungannya tersebut.
’’Banyak petinju dari Sasana Rokatenda yang juga mempunyai jadwal tarung bulan ini. Persiapan yang mereka lakukan tidak jauh berbeda. Itu yang akan kami manfaatkan,’’ papar Eric. Selain Sofyan, petinju Pirih lain, Moko, dipersiapkan untuk memeriahkan even tersebut. Namun, lawan untuk petinju spesialis kelas terbang junior itu masih dicari. ’’Mereka masih membutuhkan jam terbang yang banyak. Kami akan memaksimalkan seluruh petinju untuk ambil bagian dalam even ini,’’ ungkap Eric.

Merasa Menang, Frans Dinyatakan Draw

Frans Jackson (kiri) saat melawan Faris Nenggo
di TVRI Jakarta Sabtu Malam (3/10)


--------------------

Petinju Frans Jackson gagal mengalahkan lawannya, Faris Negggo (Amphibi BC Jakarta). Dalam pertandingan non-gelar kelas terbang 49 kg versi KTI (Komisi Tinju Indonesia) di Studio TVRI, Jakarta, Sabtu malam (3/10), petinju Inra BC Surabaya itu hanya menuai hasil draw.
Hakim A memberikan nilai 76-77 untuk Frans, sedangkan hakim B memberikan nilai 77-76 untuk Faris. Sementara itu, hakim C memberikan nilai sama untuk dua petinju tersebut, 77-77.
Hasil imbang pada partai tambahan pergelaran Ring Tinju TVRI itu tentu saja disambut kecewa oleh Frans yang menempati peringkat ke-7. Masalahnya, Frans merasa pukulannya lebih banyak yang masuk daripada lawan. Petinju besutan pelatih Anis Roga tersebut bahkan membuat wasit Jotje Darmawan harus menghentikan pertarungan pada ronde ke-5.
Itu terjadi setelah pukulan kombinasi yang dilontarkan Frans menyambar telak wajah Faris sehingga pelipis mata kanannya berdarah. Sayang, Frans gagal memanfaatkan kondisi Faris yang sudah terganggu pandangannya itu.
Sebaliknya, dalam kondisi yang terluka, Faris yang menempati peringkat ke-2 justru bangkit dan mampu mengantisipasi pukulan-pukulan Frans. Dukungan suporter berpakaian dinas Marinir yang menguasai arena pertarungan di auditorium TVRI Pusat membuat Faris semakin percaya diri. Bahkan, di ronde-ronde akhir, Faris berhasil mengendalikan pertandingan. ’’Di ronde terakhir, saya memang kehabisan stamina. Tetapi, di ronde-ronde sebelumnya, jelas banyak pukulan saya yang masuk. Seharusnya, saya menang angka. Keputusan draw itu jelas mengecewakan, tetapi saya terima. Petinju profesional harus berjiwa sportif,’’ kata Frans. Dia berharap ada kesempatan tarung ulang (rematch) untuk membuktikan siapa sesungguhnya yang pantas menang.