25 September 2009

Pede Hadapi Mike di Jakarta


Julio de la Bases sangat percaya diri jelang pertarungan mempertahankan gelarnya di kelas ringan junior (58,9 kg) versi Komisi Tinju Profesional Indonesia (KTPI). Petinju Sasana Rokatenda, Sidoarjo, itu akan ditantang Mike dari Jakarta BC pada 17 Oktober mendatang di Jakarta.
”Persiapan saya saat ini cukup optimal. Fisik dan mental saya mantap dan jauh lebih baik daripada saat saya bertanding di Arhanudse pada 9 Agustus lalu,” kata dia kemarin (22/9).
Apakah usia tidak memengaruhi performa? Menurut Bases, usia bukan jaminan kemenangan seorang petinju. Dia menegaskan, pengalaman bertanding adalah faktor utama maksimal atau tidaknya seorang petinju di atas ring nanti.
”Banyak lawan saya yang usianya lebih muda. Tapi, mereka tidak mampu berbuat banyak saat menghadapi saya. Jadi, meskipun Mike baru berusia 24 tahun, belum tentu dia bisa menang,” tegas petinju kelahiran Maluku itu.
Yani Malhendo, pelatih kepala Rokatenda, menilai Bases termasuk petinju yang kaya pengalaman. ”Inilah yang menjadi nilai lebih Bases,” ujar Yani. Karena punya jam terbang tinggi, Bases memiliki naluri tarung yang cukup sempurna. ”Dia juga memiliki inisiatif tinggi sehingga dia tahu kapan harus memukul dan kapan harus menghindar,” tutur Yani.Pujian juga datang dari Anis Roga. Juara kelas terbang junior IBF Intercontinental era 90-an itu mengatakan, Bases termasuk petinju yang konsisten dan mau bekerja keras. Meski tidak diberikan program latihan khusus, Bases berlatih sendiri. ”Konsep berlatih Bases perlu ditiru. Tidak banyak petinju seusia Bases yang mau latihan seperti itu,” ujar Anis.

06 September 2009

Tinju Profesional Jatim Masih Sulit

Eric Pirih (kiri) bersama Sofyan Efendi dan Yani Malhendo



---------
Manajer Sasana Pirih Surabaya Eric Pirih menolak disebut tidak berbuat sesuatu terhadap dua petinjunya, Sofyan Efendi dan Irfan Ogah. ’’Saya sudah menawarkan mereka ke beberapa promotor, namun belum satu pun yang nyantol,’’ katanya kepada Jawa Pos kemarin (28/8).
Sofyan dan Irfan Ogah sudah lama tidak bertanding sehingga mereka menghadapi masalah yang berbeda. Sofyan dikabarkan telah kehilangan gelar ad interim PABA di kelas terbang mini tanpa bertanding, sedangkan Irfan dikabarkan pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.
Namun, Eric Pirih selaku manajer Sasana Pirih menampik bahwa dirinya tidak serius mempromosikan petinjunya agar mendapatkan kesempatan bertanding. ’’Gelar Sofyan masih utuh. Meski waktunya sudah tujuh bulan, gelarnya tidak melayang. Saya sudah menghubungi Alan Kim (ketua PABA) untuk memastikan gelar Sofyan,’’ ungkapnya.
Selain soal gelar, Eric sudah berulang-ulang meminta Alan Kim menawarkan Sofyan dalam pertandingan mempertahankan gelar dengan petinju di luar Indonesia. Namun, Alan Kim meminta Eric untuk menunggu dan bersabar. ’’Saya juga sudah tawarkan Sofyan ke Thailand dan Filipina. Begitu juga di dalam negeri seperti ke promotor Syafrudin Lado dan Yani Malhendo, namun semuanya tidak sanggup,’’ ujarnya.
Menurut Eric, Alan Kim malah mengatakan Sofyan petinju bagus sehingga tidak ada promotor yang mau mengajaknya bertanding. Maklum, ada beberapa promotor yang tidak mau petinju jagoannya kalah sehingga lawan pun diusahakan yang tidak terlalu kuat.
’’Saya menawarkan Sofyan itu juga dengan harga murah karena saya ingin Sofyan segera bertanding. Namun, tetap saja tidak ada yang mau mempertandingkan mereka. Ini memang persoalan pertinjuan kita yang sepi pertandingan,’’ jelasnya. Eric juga mengaku sudah berulang-ulang ingin mempertandingkan Sofyan dan Irfan, namun semua niat itu batal terlaksana karena terbentur sponsor.
Bagaimana dengan Irfan Ogah? Eric lebih banyak bilang off the record, meski dia menceritakan asal mula kepergian Irfan ke Jakarta. ’’Saya tahu kepergian Irfan ke Jakarta,’’ tegasnya.
Terlepas dari semua masalah itu, Eric mengatakan sasananya tetap eksis. ’’Saya akan berusaha menghidupkan sasana. Saat ini mungkin lagi sulit karena sepi pertandingan. Tapi, mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada perubahan,’’ harapnya. Saat ini Sasana Pirih membina petinju-petinju muda dan masih membutuhkan jam terbang. Di antara mereka, sebagian sudah bertanding di Jatim di berbagai versi badan tinju

Petinju Amphibi Tanding Pasca Lebaran





Puasa tidak menghentikan program latihan para petinju Sasana Amphibi, Sidoarjo. Bahkan, porsi latihan akan ditambah seiring semakin dekatnya waktu pertarungan. Setelah Lebaran, para petinju Amphibi memang akan naik ring.
’’Latihan rutin tiap pagi terus kami lakukan. Mendekati hari pertandingan, menu latihan ditambah dan lebih bervariasi,’’ kata Manajer Sasana Amphipi Edi Susilo kemarin (29/8). Tapi, dia enggan memberi tahu ajang apa saja yang bakal diikuti para petinjunya.


Saat ini, Amphibi memiliki lima petinju. Mereka adalah Darsim Nanggala (welter 66 kg ), Arga Soka (menengah 69 kg ), Korry Bombardir (bantam 53 kg), Jack Serbu (terbang 49 kg), dan Dwi Slaber (terbang 49 kg)
Pelatih Sasana Amphibi Benybelonis menyatakan, ajang yang kemungkinan bakal diikuti anak asuhnya adalah Bupati Cup di Boyolali, Jateng, dan kejuaraan di TVRI Jakarta.
’’Sementara ini kami masih menunggu informasi dari panpel. Jika masih ada yang kosong, kami akan berangkat,’’ katanya.
Karena hanya memiliki lima petinju, Sasana Amphibi berencana merekrut bibit-bibit baru. ’’Kami sudah usulkan untuk menjaring atlet baru dari kalangan anggota (korps Marinir, Red),’’ ungkap Beny. ’’Idealnya, mereka adalah anggota yang baru masuk. Usianya 18 sampai 20 tahun. Dengan lima petinju yang sudah ada saat ini, tambahan empat atau lima lagi saya kira cukup,’’ sambungnya. Sasana Amphibi saat ini ditangani dua pelatih. Selain Benybelonis, pelatih lainnya adalah Lato Vegas. Beny adalah mantan petinju. Dia kali terakhir naik ring pada 2003. Saat itu, dia kalah KO oleh Moses Seram.