16 April 2009

Eddy Pirih Berpulang

Tokoh tinju Surabaya, Jawa Timur dan nasional, Eddy Pirih, Kamis (16/4) meninggal dunia. Pendiri Sasana Pirih tersebut sebelum dikremasi Minggu depan (19/4) disemayamkan di Kamar M, Adi Jasa, Jalan Demak Surabaya.
Seluruh pengurus KTI (komisi Tinju Indonesia) Jawa Timur merasa kehilangan atas meninggalnya Eddy Pirih. Sekum KTI Jatim dan dokter KTI dr Eddy Herman yang memberikan penghormatan terakhir di Adi Jasa mengakui jasa Eddy Pirih sangat besar di Jawa Timur. ’’Kita Kehilangan tokoh panutan dalam pembinaan tinju pro nasional,’’ kata Eddy Herman.

05 April 2009

Tomy-Amir Menang, Basez Seri

Tomy Seran dan La Amir Laila menjaga martabatnya sebagai petinju pro. Petinju Sasana Rokatenda, Sidoarjo itu berhasil mengalahkan musuh-musuhnya dalam laga non gelar Sabtu malam (4/4).
La Amir menang knock out (KO) pada ronde ketiga atas Yakub (sasana Inra Surabaya) dalam laga di kelas bulu junior 55,3 kg di Buton, Sulawesi Tenggara. Hasil tersebut menghapus catatan buruk Amir di laga sebelumnya.
Sebab, di dua laga terakhirnya, petinju berusia 30 tahun tersebut harus mengakui lawan-lawannya. Terakhir, dia dikalahkan Marangin Marbun (Sasana Sragen, Jawa Tengah) pada Minggu (8/2) silam. Selain itu, kemenangan tersebut membuktikan bahwa dirinya masih cukup bertaji di usia yang menapaki kepala tiga.
’’Penampilan Amir sangat jauh berbeda dibandingkan pada saat dirinya menghadapi Marbun. Kali ini dia bermain sangat bagus. Pukulannya sangat mematikan,” terang Yani Malhendo, pelatih Sasana Rokatenda kemarin (5/4).
Tomy Seran tak mau kalah. Petinju 25 tahun tersebut berhasil mengalahkan Alfon Tobing (Amarasi BC Jakarta) di Studio 5 TVRI, Jakarta dengan kemenangan angka mutlak. Padahal, beban yang disandang Tomy termasuk berat.
Tiga hakim juri seluruhnya memberikan nilai kemenangan kepada Tomy. Hakim A (Rocky Joe) memberikan nilai 79-73, hakim B (Alfon Sihombing) menghadiahi 78-73 dan hakim C (Philipus Elungan) memberikan angka 76-75.
Dalam pertandingan tersebut, dia dituntut harus mengalahkan Tobing. Sebab, jika Tomy menderita kalah KO atau TKO, maka sabuk juara nasional versi Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) bakal hilang dari genggamannya.
’’Yang penting, Tomy bisa menjaga gelar yang sudah direbutnya,” tegas Yani Malhendo.
Sayangnya, kegemilangan dua petinju tersebut tak diikuti Julio de la Basez. Dia harus puas dengan hasil draw saat menghadapi Simon Butar-Butar (Sasana Demokrat) dalam laga kelas ringan junior 58,9 kg di Buton.
Kegagalan tersebut membuat ambisi Basez untuk meneruskan tren positifnya terhenti. Di laga sebelumnya, Basez, sanggup memetik kemenangan atas M. Afrizal Sabtu lalu (28/2).
’’Pada ronde ketiga, pelipis Basez robek dan terus mengeluarkan darah. Juri langsung memutuskan untuk menghentikan pertandingan tersebut,” ungkap Yani.

Wasit Asal Surabaya Pimpin Kejuaraan IBF


Wasit tinju internasional asal Surabaya Muhammad Rois kembali dipercaya badan tinju dunia versi IBF. Guru SMP 36 Surabaya itu akan bertugas sebagai salah seorang hakim dalam pertandingan kejuaraan dunia kelas terbang junior versi IBF antara Ulises Solis dari Meksiko melawan Brian Viloria dari Amerika Serikat.Pertandingan itu akan dilangsungkan di Araneta Coliseum Quezon City, Metro Manila, Filipina, pada 19 April. Rois akan berangkat ke Filipina pada 16 April melalui Surabaya dan pindah pesawat di Jakarta untuk menuju Filipina. ’’Pertandingan ini digelar oleh Angie Jackson dari Top Rank Inc. Saya mohon doa restu masyarakat tinju Indonesia agar bisa melaksanakan tugas dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku,’’ kata Rois.

02 April 2009

Menanti Aksi Basez, Amir dan Tomy Seran

Tiga petinju Sasana Rokatenda, Sidoarjo, bakal mempertaruhkan namanya pada Sabtu (4/4). Mereka adalah La Amir Laila, Julio Basez, dan Tomy Seran.
La Amir, misalnya. Menghadapi Yakub (Sasana Inra Surabaya) di kelas bulu junior 55,3 kg dalam laga nongelar di Buton, Sulawesi Tenggara, dia akan mencoba memperbaiki catatan rekornya. Sebab, dalam dua laga terakhir, dia harus mengakui ketangguhan musuh-musuhnya.
Terakhir, Amir kalah angka saat bersua Marangin Marbun (Sasana Sragen, Jawa Tengah), Minggu (8/2). ’’Amir sudah menunjukkan kemajuan yang cukup baik. Dia tidak lagi terlalu kaku saat bertanding,’’ ungkap Yani Malhendo, pelatih Sasana Rokatenda, setelah latihan rutin kemarin (31/3).
Tapi, ambisi Amir untuk memperbaiki track record-nya tidak mudah. Sebab, dia harus menghadapi ’’musuh’’ yang lain. Yaitu, usianya yang sudah tergolong senja, 30 tahun. Dengan usia yang tak lagi muda, kekuatan Amir untuk terus bertanding secara konsisten selama delapan ronde bisa dipertanyakan.
’’Usia memang sangat memengaruhi. Tapi, kami siasati dengan terus menggenjot fisiknya. Yang pasti, kami harus menutupi kelemahan yang ada dengan kekuatan kami,’’ tegas Yani.
Dua kekalahan Amir juga ditengarai akibat usianya yang tidak lagi muda. Sebab, saat itu dirinya harus berjibaku kontra petinju-petinju yang umurnya jauh di bawah dirinya. So, tenaganya cepat terkuras.
Beban untuk menunjukkan kapasitas juga dipikul Julio Basez. Tampil memukau dengan mengalahkan M. Afrizal dalam debutnya setelah lama absen dari dunia tinju Sabtu (28/2), Basez harus bersua Simon Butar-Butar (Sasana Demokrat) dalam laga kelas ringan junior 58,9 kg, juga dalam laga nongelar di Buton. Basez pun berharap bisa meneruskan catatan positif tersebut.
’’Untuk Basez, mungkin ada sedikit pengecualian. Kemampuannya masih bisa diandalkan, meski kelenturannya tak sebaik dulu lagi. Tapi, untuk menang, memang tak semudah membalik telapak tangan,’’ tegas pelatih asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), tersebut. Sementara Tomy Seran akan menghadapi Tobing (Demokrat) dalam pertandingan non gelar di Jakarta.