16 Maret 2009
Robert Copa Menang Angka Mutlak
Ambisi Robert Keo Palue (Kopa) untuk meraih hasil positif dan bisa menghibur penonton benar-benar diwujudkan. Petinju binaan Rokatenda BC Sidoarjo, Jatim, itu mampu mengalahkan Willyem Rayk (Chresvinlos BC, Krawang, Jabar) dengan angka mutlak dalam pertarungan perbaikkan peringkat kelas bulu (57,1 kg) versi Komisi Tinju Profesional Indonesia (KTPI) di Ring Tinju TVRI kemarin dini hari (15/3).
Mendominasi pukulan di setiap ronde (8 ronde), Robert akhirnya dinyatakan menang dengan angka mutlak. Tiga hakim juri memberikan nilai lebih kepada petinju kelahiran Flores, 14 April 1984, tersebut. Hakim A dan B memberikan nilai sama, yakni 78-74. Hakim C memberikan nilai 77-75.
Kemenangan itu sekaligus mengobati rasa kecewa atas penampilan perdana Robert pada 10 Januari 2009. Di tempat yang sama, waktu itu, dia melawan Hendrik Barongsai (Demokrat BC Jakarta) yang harus berakhir technical draw.
Insinden benturan kepala yang menyebabkan Robert mengalami pendarahan pelipis mata pada ronde ke-2 memaksa wasit menghentikan pertarungan. Karena pertandingan masih berlangsung di bawah empat ronde, sesuai peraturan pertandingan, hasilnya dinyatakan tecnical draw.
Tak ingin insinden Januari lalu terulang, Robert bertarung dengan tenang dan tak mau memaksakan diri untuk menjatuhkan lawan. ’’Sesuai instruksi pelatih, saya tidak mau memforsir kemenangan KO ketika menghadapi Willem Rayk. Target saya adalah bermain bagus dan bisa menghibur penonton, tapi jangan sampai kalah,’’ kata Robert kepada Jawa Pos setelah pertandingan.
Kalah dalam jangkauan tangan dan postur tubuh, Robert memilih bertarung dengan gaya semi fighter. Strategi memukul dan menghindar itu terbukti berjalan mulus. Ronde pertama hingga ketiga yang dimanfaatkan Robert untuk penjajagan ternyata bisa mendominasi pukulan. Sebab, Willem Ray tidak bisa memanfaatkan keunggulan jangkuan dan postur tubuhnya.
Pada ronde ke-8, Robert bahkan punya kesempatan untuk memukul KO Willem. Itu terjadi ketika memasuki menit kedua. Pukulan kombinasi jab, straight, dan hook berkali-kali menyambar muka dan perut Willem. Bahkan, begitu banyaknya pukulan Robert yang mendarat ke muka Willem, gamsil (pelindung gigi) petinju kelahiran Maluku, 4 Maret 1986, itu terlepas.
’’Mungkin pukulan saya yang kurang keras sehingga lawan tidak bisa jatuh meski berkali-kali pukulan saya mengenai wajah Willem,’’ ujar Robert. Meski begitu, dia merasa cukup puas karena berhasil menang angka mutlak.
Atas keberhasilannya tersebut, petinju peringkat sepuluh nasional versi KTPI itu menambah rekor bertarungnya menjadi 14 naik ring, 10 menang(4 KO), 2 kalah, dan 2 draw. Rekor bertanding Willem sekarang menjadi 14 naik ring, 11 menang (3 KO), 2 kalah, dan 1 draw.
Pada partai utama, Isack Latinda Yunior (Benteng Hanura BC Tangerang) berhasil menjadi juara nasional yang baru pada kelas bantam junior (52,2 kg). Sabuk juara versi KTPI itu berhak dia miliki setelah menang TKO sebelas ronde atas Hendrik Barongsai (Demokrat BC Jakarta), penantang peringkat empat nasional. Wasit Jufrison Pontoh yang memimpin pertandingan tersebut langsung menghentikan pertarungan hanya 34 detik sebelum ronde 11 berakhir. Itu terjadi setelah Pontoh menganggap Hendrik tak mampu memberikan perlawanan. Hendrik tampak kecewa atas keputusan wasit tersebut. Wasit memutuskan Hendrik kalah TKO.
Mendominasi pukulan di setiap ronde (8 ronde), Robert akhirnya dinyatakan menang dengan angka mutlak. Tiga hakim juri memberikan nilai lebih kepada petinju kelahiran Flores, 14 April 1984, tersebut. Hakim A dan B memberikan nilai sama, yakni 78-74. Hakim C memberikan nilai 77-75.
Kemenangan itu sekaligus mengobati rasa kecewa atas penampilan perdana Robert pada 10 Januari 2009. Di tempat yang sama, waktu itu, dia melawan Hendrik Barongsai (Demokrat BC Jakarta) yang harus berakhir technical draw.
Insinden benturan kepala yang menyebabkan Robert mengalami pendarahan pelipis mata pada ronde ke-2 memaksa wasit menghentikan pertarungan. Karena pertandingan masih berlangsung di bawah empat ronde, sesuai peraturan pertandingan, hasilnya dinyatakan tecnical draw.
Tak ingin insinden Januari lalu terulang, Robert bertarung dengan tenang dan tak mau memaksakan diri untuk menjatuhkan lawan. ’’Sesuai instruksi pelatih, saya tidak mau memforsir kemenangan KO ketika menghadapi Willem Rayk. Target saya adalah bermain bagus dan bisa menghibur penonton, tapi jangan sampai kalah,’’ kata Robert kepada Jawa Pos setelah pertandingan.
Kalah dalam jangkauan tangan dan postur tubuh, Robert memilih bertarung dengan gaya semi fighter. Strategi memukul dan menghindar itu terbukti berjalan mulus. Ronde pertama hingga ketiga yang dimanfaatkan Robert untuk penjajagan ternyata bisa mendominasi pukulan. Sebab, Willem Ray tidak bisa memanfaatkan keunggulan jangkuan dan postur tubuhnya.
Pada ronde ke-8, Robert bahkan punya kesempatan untuk memukul KO Willem. Itu terjadi ketika memasuki menit kedua. Pukulan kombinasi jab, straight, dan hook berkali-kali menyambar muka dan perut Willem. Bahkan, begitu banyaknya pukulan Robert yang mendarat ke muka Willem, gamsil (pelindung gigi) petinju kelahiran Maluku, 4 Maret 1986, itu terlepas.
’’Mungkin pukulan saya yang kurang keras sehingga lawan tidak bisa jatuh meski berkali-kali pukulan saya mengenai wajah Willem,’’ ujar Robert. Meski begitu, dia merasa cukup puas karena berhasil menang angka mutlak.
Atas keberhasilannya tersebut, petinju peringkat sepuluh nasional versi KTPI itu menambah rekor bertarungnya menjadi 14 naik ring, 10 menang(4 KO), 2 kalah, dan 2 draw. Rekor bertanding Willem sekarang menjadi 14 naik ring, 11 menang (3 KO), 2 kalah, dan 1 draw.
Pada partai utama, Isack Latinda Yunior (Benteng Hanura BC Tangerang) berhasil menjadi juara nasional yang baru pada kelas bantam junior (52,2 kg). Sabuk juara versi KTPI itu berhak dia miliki setelah menang TKO sebelas ronde atas Hendrik Barongsai (Demokrat BC Jakarta), penantang peringkat empat nasional. Wasit Jufrison Pontoh yang memimpin pertandingan tersebut langsung menghentikan pertarungan hanya 34 detik sebelum ronde 11 berakhir. Itu terjadi setelah Pontoh menganggap Hendrik tak mampu memberikan perlawanan. Hendrik tampak kecewa atas keputusan wasit tersebut. Wasit memutuskan Hendrik kalah TKO.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar