24 November 2009

Sofyan Efendi Gagal Rebut Gelar ATI



Sofyan Efendi (kiri) dan Herry Amol dalam duel Sabtu malam (21//11)
-----------

Sofyan Efendi gagal melakukan revans atas Herry Amol. Bertarung dalam perebutan gelar kelas terbang mini 47,6 kg versi ATI di studio TVRI Pusat, Senayan, Jakarta, Sabtu malam (21/11), Sofyan dinyatakan kalah angka mutlak.
Padahal, petinju Sasana Pirih Surabaya itu sudah bertarung maksimal dan banyak pukulannya yang mengenai wajah Herry Amol. Dalam pertarungan 10 ronde itu, tiga hakim juri memberikan nilai kemenangan bagi Amol. Hakim A dan B memberikan nilai sama, 96-95. Hakim C memberikan nilai 96-94. Dengan begitu, Amol dinyatakan menang angka mutlak. Sabuk juara nasional kelas terbang mini Asosiasi Tinju Indonesia kembali menjadi milik petinju kelahiran Kefa, Nusa Tenggara Timur, 18 September 1982, itu.
Bagi Sofyan, kalah oleh Amol tersebut merupakan yang kedua di antara tiga pertarungan. Kekalahan pertama Sofyan dari Amol terjadi dalam pertarungan gelar di Merauke, Papua, pada 5 April 2005. Sofyan dinyatakan kalah angka.
Pertarungan kedua terjadi di studio Trans 7 Jakarta pada 24 Mei 2008. Namun, dalam pertarungan nongelar 8 ronde itu, hasilnya dinyatakan draw. ’’Kekalahan Sofyan pada pertemuan ketiga dengan Amol sekarang ini sangat mengecewakan. Masalahnya, banyak pukulan Sofyan yang mengenai wajah dan perut Amol, tetapi tak ada seorang pun hakim juri yang memberikan nilai kemenangan kepada Sofyan,’’ kata Mudafar Danu, pelatih Sofyan, dengan nada sesal.
Meski tak puas terhadap penilaian tiga hakim/juri, kubu Sofyan tak akan melakukan protes. Apalagi, dalam pertarungan yang dipimpin wasit Alfonso Sihombing itu, Sofyan dikenai pengurangan nilai pada ronde ke-7 karena memukul terlalu bawah sehingga mengenai daerah terlarang.
’’Sofyan perlu berlatih keras jika dia ingin ke kejuaraan nasional lagi. Kecepatan pukulannya sudah bagus, tetapi kurang berbobot. Power-nya harus ditambah agar dia punya killing punch (pukulan mematikan, Red),’’ jelas Mudafar.
Sementara itu, Amol menyatakan senang bisa mengalahkan Sofyan dan mempertahankan sabuk juara nasional ATI. Namun, secara jujur petinju dari Sasana Gema Trisakti, Jakarta, itu mengakui kemenangan yang diperolehnya sekarang ini melalui perjuangan maksimal. ’’Sofyan banyak kemajuan. Saya sangat kesulitan untuk mengalahkan dia,’’ kata Amol. Pernyataan Amol itu dibenarkan pelatihnya, Feras Taborat. ’’Kecepatan pukulan Sofyan sangat bagus. Untung bobot pukulannya nggak terlalu membahayakan sehingga Amol bisa bertahan,’’ ujar Feras.

Tidak ada komentar: