Dalam pertarungan sepuluh ronde itu, tiga hakim juri memberikan kemenangan untuk Tommy. Hakim A Chris Rotinsulu memberikan nilai 97-93, sementara hakim B Edi Damri dan hakim C Oki Abi Bakri memberikan nilai sama, 96-94.
Kemenangan Tommy atas Yanus itu sekaligus menjawab keraguan hasil pertarungan keduanya pada 24 Mei 2008 di studio Trans7 Jakarta. Waktu itu, dalam pertarungan nongelar delapan ronde, keduanya dinyatakan draw. Hasil tersebut membuat kubu Yanus kecewa. Maka, dalam pertarungan tadi malam Yanus memancang target menang KO pada ronde kelima. Nyatanya, dia kalah angka mutlak.
Meski hanya menang angka mutlak, Tommy menyatakan cukup puas. Dia menuturkan bahwa persiapannya terganggu sehingga kurang maksimal untuk duel itu. Sepekan sebelum naik ring, orang tuanya, Raymondus, meninggal. ”Saya harus pulang ke NTT sehingga mengganggu persiapan,” papar Tommy.
Itulah yang membuat Tommy tak berani tampil fight sepanjang ronde. ”Saya hanya mengikuti anjuran pelatih. Tidak terlalu memaksakan untuk menang KO. Karena kondisi fisik saya kurang siap, pelatih minta, yang penting jangan sampai kalah,” tambah dia.
Manajer Sasana Rokatenda Damianus Wera membenarkan bahwa sepekan sebelum naik ring Tommy terpaksa pulang ke kampung halaman di NTT. Musibah itu membuat Damianus juga waswas akan kesiapan Tommy.
”Kalau dibilang puas, saya sebenarnya kurang puas. Tetapi, saya bisa memaklumi karena Tommy baru saja mengalami musibah. Orang tuanya di NTT meninggal,” terang Damianus.
Karena itu, meski Tommy tak mampu menang KO, Damianus bakal tetap memenuhi janji mengorbitkan Tommy ke pertarungan internasional. Rencananya, menyambut Tahun Baru 2010, Tommy bertarung di Bali.
”Lawannya masih kami cari. Yang pasti, Tommy kami carikan lawan dari luar negeri. Sudah saatnya dia bertarung di level internasional,” tegas dia.