Pelatihnya, Anis Roga, sudah menyiapkan strategi baru untuk meningkatkan performanya. Mantan juara kelas terbang junior IBF Intercontinental itu juga menilai gaya permainan Jakob harus berubah.
’’Kalau bermain begitu terus, dia sulit maju. Dia harus mengubah gaya bertinju,’’ kata Anis kepada Jawa Pos setelah pertandingan itu.
Jakob dalam pertandingan enam ronde tersebut memang kalah angka. Dia terlambat panas karena cenderung menunggu lawan. Padahal, dia punya potensi untuk mengalahkan lawannya dari Sasana Arema itu.
’’Gaya bertinju Jakob itu boxer. Gaya itu sebenarnya tidak buruk. Banyak petinju yang bergaya demikian. Tapi, Jakob rupanya kesulitan. Karena itu, nanti saya ubah menjadi fighter, seperti gaya saya dulu,’’ ungkap Anis.
Pelatih yang memilih tinggal di Surabaya untuk memoles petinjunya dan hanya Minggu pulang ke Probolinggo untuk bertemu anak dan istrinya itu masih optimistis terhadap kemampuan Jakob. ’’Asal Jakob tidak putus asa dan punya semangat untuk maju, saya kira jalan ke depan masih terbentang,’’ tambahnya.
Pandangan serupa diungkapkan Bugiarso. Mantan juara kelas bulu junior (55,3 kg) PABA (Pan Asian Boxing Association) itu menilai Jakob terlalu menunggu lawan. Akibatnya, dia sering kedahuluan pukulan lawan yang agresif sejak awal.’’Coba kalau tadi dia punya inisiatif menyerang, mungkin berbeda hasilnya. Sebab, pada ronde-ronde terakhir Tony agak kewalahan,’’ katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar