Kesempatan Muhamad Rachman mencetak sejarah sebagai petinju Indonesia pertama yang menjadi juara dunia kelas terbang mini versi WBC pupus. Lewat pertarungan berdarah melawan petinju tuan rumah sekaligus juara bertahan Oleydong Sithsamerchai di Bangla Boxing Stadium, Phuket, Thailand, Jumat (29/5), Rachman dinyatakan kalah angka.
Hasil itu sangat disayangkan karena tahun ini usia Rachman sudah mencapai 38 tahun. Namun, pujian tetap diberikan masyarakat Phuket kepada petinju yang pernah menyabet predikat juara dunia versi IBF tersebut.
’’Pertandingan sangat ketat dan seru. Bahkan, penonton tak menyangka jika usia Rachman sudah 38 tahun,’’ ujar Martinez Dos Santos, manajer Rachman, melalui sambungan internasional tadi malam.
Menurut dia, Rachman tampil mendominasi di ronde pertama dengan mengandalkan serangan-serangan jarak dekat. Strategi itu memang lebih menguntungkan karena lawan memiliki postur yang lebih tinggi.
Selain itu, lawan memang jauh lebih muda. Oleydong pun memiliki track record yang cukup bagus. Dari 30 pertandingan, dia belum pernah kalah. Dia petinju kidal bergaya counter boxer dan lebih mengandalkan pukulan lurus (straight) kiri.
Memasuki ronde kedua, Oleydong mulai membalikkan keadaan. Dia lebih banyak mengandalkan tandukan. Rupanya, strategi Rachman terbaca.
Nah, pada ronde ketiga, tandukan Oleydong membentur kepala Rachman hingga alis mata kirinya robek. Kondisi itu tak membuat Rachman menyerah. Dia masih tampil fight di ronde berikutnya.
Namun, pada ronde ketujuh, Oleydong kembali menanduk Rachman. Kali ini, alis mata kanan Rachman robek. Tindakan itu membuat Oleydong diganjar pengurangan nilai karena dinilai tak sportif.
Tapi, hukuman itu tak membuat Oleydeng jera. Dia kembali menanduk Rachman pada ronde ke-11. Lagi-lagi tandukan itu mengenai alis mata kanan Rachman. Akibatnya, luka pada alis mata kanan Rachman kian lebar, sehingga membutuhkan perawatan dokter. Tapi, dia menolak mendapatkan jahitan pada luka-lukanya.
Karena kejadian itulah, dokter menyatakan berbahaya jika pertandingan dilanjutkan. Wasit pun memutuskan menghentikan pertandingan. Akhirnya, wasit menyatakan technical decision dan Rachman dinyatakan kalah angka.
’’Secara keseluruhan, kami puas dengan hasil tersebut, meski Rachman sedikit kecewa. Dia yakin jika pertandingan dilanjutkan kemenangan bisa diperoleh,’’ terang Martinez. ’’Rachman nggak asal ngomong. Di ronde kesembilan saja, lawan sudah sempoyongan setelah mendapatkan uppercut perut dari Rachman,’’ imbuhnya.
Terkait usia Rachman yang telah mencapai 38 tahun, Martinez tidak bisa memberikan kepastian kelanjutan karir petinju asal Blitar tersebut. Rachman pun belum memberikan jawaban masih mau terus atau pensiun. ’’Kami akan membicarakannya di tanah air nanti,’’ tukas Martinez.
Hari ini, Rachman akan menuju Bangkok. Menurut rencana, pada Minggu sore (31/5), Rachman tiba di Bandara Juanda, Surabaya.